Cari Blog Ini

Minggu, 31 Januari 2010

Membudayakan Gemar Membaca

A. Pendahuluan
Membaca merupakan kegiatan yang mudah dilakukan sekaligus menyenangkan. Dengan membaca kita dapat melanglang buana menikmati berbagai hal yang menarik, berbagai hal yang imajinatif. Dengan membaca, dunia akan terbuka lebar. Segala informasi dapat kita serap melalui kegiatan membaca. Orang bijak mengatakan, “buku adalah jendela dunia”.
Tapi sangat disayangkan, tidak banyak orang yang dapat menikmati kegiatan tersebut. Kita mungkin sudah membaca, tetapi setiap kali selesai membaca, kita tidak mendapatkan atau merasakan manfaat dari kegiatan membaca. Atau, mungkin kegiatan tersebut justru menyiksa kita, sehingga kita tidak dapat merasakan manfaat membaca secara langsung. Alhasil, hanya sedikit orang yang menjadikan kegiatan membaca buku sebagai hobbinya.
Oleh karena itu, kita perlu mencari faktor penyebab “kegagalan” memperoleh manfaat dari kegiatan membaca, lalu mencari solusi, sehingga kegiatan membaca menjadi kegiatan yang menyenangkan dan pada akhirnya, membaca menjadi kegemaran masyarakat kita. Tentunya dengan harapan, masyarakat menjadi lebih cerdas, lebih maju dan lebih kritis yang dilandasi pada pemikiran yang arif dan bijaksana. Sehingga pada gilirannya akan mampu membangun bangsa yang berperadaban yang mampu bersaing secara global dengan masyarakat internasional.
Dalam tulisan ini akan dibpaparkan pentingnya membaca dan upaya-upaya yang mesti dilakukan untuk membangun budaya gemar membaca di kalangan masyarakat Indonesia.


B. Manfaat Membaca
Membaca berasal dari kata dasar baca yang artinya memahami arti tulisan. Membaca adalah salah satu proses yang sangat penting untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Tanpa bisa membaca, manusia dapat dikatakan tidak bisa hidup di zaman sekarang ini. Sebab hidup manusia sangat bergantung pada ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Dan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu, salah satunya dengan cara membaca.
Membaca, telah menjadi identitas sekaligus simbol bagi orang yang berpikiran maju, bagi orang yang ingin meraih kesuksesan. Namun di zaman sekarang ini, nampaknya sebagian besar masyarakat kita kurang memiliki minat membaca. Hal ini diakibatkan oleh pertama, sebagian masyarakat kurang atau bahkan tidak memiliki tehnik dalam membaca, sehingga pada saat membaca timbul rasa malas, bosan, dan mengantuk. Kedua, mereka kurang merasakan manfaat dari kegiatan membaca. Ketiga, kurangnya keteladanan gemar membaca dalam kehidupan masyarakat kita
Rabb, Sang Pengatur, Pemelihara, dan Pendidik telah berfirman melalui Al Quran al Karim dalam surat Al ’Alaq ayat 3 yang sangat populer baik di kalangan masyarakat awam maupun di masyarakat pendidik, bahkan anak usia TK telah hafal dengan baik ayat ini.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (١)خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (٢)اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ (٣)
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah” (Q.S. Al ‘Alaq (96) : 1-3)
Mengapa Allah Yang Maha Kasih secara khusus menyinggung kegiatan membaca dalam Al Qur’an? Bahkan bentuk kata yang digunakan adalah bentuk amr (perintah). Jawabannya sangat mudah dipahami oleh nalar kita, bahwa Tuhan dengan kasih sayang-Nya hendak menunjukkan betapa besar manfaat yang akan diraih oleh orang-orang yang secara ikhlas menjalankan perintah membaca, baik membaca tulisan (Al Quran,buku) atau membaca alam raya.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ustadz M. Quraish Shihab dalam karyanya Tafsir Al Mishbah : “Dalam ayat ketiga ini (baca : Q.S. Al ‘Alaq ayat ketiga) Allah menjanjikan bahwa pada saat seseorang membaca dengan ikhlas karena Allah, maka Allah akan menganugerahkan kepadanya ilmu pengetahuan, pemahaman-pemahaman, wawasan-wawasan baru walaupun yang dibacanya itu-itu juga”.
Lebih dalam, beliau menjelasan makna (الأكرم) al-akram pada ayat ketiga surat al-Alaq :
Kata (الأكرم) al-akram yang berbentuk superlative adalah satu-satunya ayat di dalam al-Qur’an yang menyifati tuhan dalam bentuk tersebut. Ini mengandung pengertian bahwa Dia dapat menganugerahkan puncak dari segala yang terpuji bagi setiap hamba-Nya, terutama dalam kaitannya dengan perintah membaca. Dari sini kita tidak wajar memahami perintah membaca yang kedua ini hanya terbatas tujuannya untuk menolak alasan Nabi “saya tidak dapat membaca”, tidak pula sekedar untuk menanmkan rasa percaya diri, atau berfungsi pengganti “mengulang-ulang bacaan”, tetapi jauh lebih dalam dan lebih luas, seluas pengertian kata Akram yang berbentuk superlatif dan seluas kata Karam yang menifati Allah swt. Sebagai makhluk kita tidak dapat menjangkau betapa besar Karam Allah swt. Karena keterbatasan kita di hadapan-Nya. Namun demikian sebagian darinya dapat diungkapkan sebagai berikut.
”Bacalah wahai Nabi Muhammad, Tuahanmu akan menganugerahkan dengan sifat kemurahan-Nya pengetahuan tentang apa yang tidak engkau ketahui. Bacalah dan ulangi bacaaan tersebut walaupun objek bacaannya sama, niscaya Tuhanmu akan membrikan pandangan akan serta pengertian baru yang tadinya engkau belum peroleh pada bacaan pertama dalam objek tersebut”.”Bacalah dan ulangi bacaan, Tuhanmu aakan memberikan mafaat kepadamu, manfaat yang banyak tidak terhingga karena Dia Akram, memilii segala macam kesempurnaan.”

Dari sini kita dapat memahami betapa besar kasih dan sayang Allah swt. kepada hamba-Nya yang dengan ikhlas menjadikan kegiatan membaca sebagai rutinitas. Sehingga, betapa naifnya kita, ketika kita tidak berusaha memasukkan membaca dalam deretan kegiatan rutin sehari-hari, mengingat besarnya manfaat yang akan diperoleh. Namun, ada hal yang perlu kita garis bahawi, bahwa kegiatan membaca akan menunjukkan manfaatnya jika kegiatan tersebut dilakukan secara berulang dan kontinyu. Dengan pengulangan tersebut, manfaatnya akan dapat dirasakan dalam dan nyata.
Ustadz M. Quraish Shihab menyebutkan manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan membaca, baik membaca tulisan atau membaca alam raya, yaitu :
1. Melahirkan penafsiran-penafsiran baru atau pengembangan dari pendapat-pendapat baru yang telah ada.
2. Memunculkan penemuan-penemuan baru (discovery) yang membuka rahasia-rahasia alam.
Selanjtnya, perlu dipaparkan di sini beberapa contoh nyata manfaat membaca. Berikut ini adalah kutipan penuturan para penggila buku melalui sebuah buku yang berjudul “Dapur Kreatifitas para juara”.
1. Dian Yasmina Fajri menuturkan, “Saya ingat, awalnya saya memang suka sekali membaca dari bungksan cabe hingga buku-buku agama dan filsafat, koleksi buku kepunyaan Bapak, saya lahap. Saya bisa seharian membaca di lorong kamar saya. Kalau bukan karena panggian adzan dan perut (baca : shalat dan lapar) mungkin saya tidak keluar dari lorong. Hal ini, kadang membuat ibu saya marah, sebab pekerjaan rumah saya jadi terbengkalai. Kadang Bapak saya melarang untuk membaca buku-buku yang atanya “berat”. Saya malah tambah tertarik waaupun saya tidak mengerti isinya. Tetapi sungguh, beberapa tahun kemudian ketika realitas dan faka-faktta masuk ke memori aal saya, buku-buku yang dulu tidak saya mengerti itu seperti menunjang pengetahuan saya yang meudahkan saya untuk mengerti apa yang sedang terjadi.
2. Palris Jaya pengarang buku “Dijemput Malaikat” yang merupakan buku cerita fiksi menuturkan, “Kenapa saya menulis? Sebabnya sederhana sekali, saya suka membaca. Saya kecanduan membaca begitu saya bisa membaca ketika saya kelas 2 sekolah dasar. Apa saja saya baca. Bahkan lembaran majalah bekas bungkus cabe dan ikan asinpun saya baca. Di tengah jalan, menemukan selembar kertas koranpun saya akan membacanya.” Selanjutnya dari keranjingannya membaca, beliau banyak meraih kejuaraan menulis dalam berbagai lomba, selain buku Dijemput Malaikat.
Dalam sebuah talkshow, Hernowo menuturkan bahwa membaca adalah gizi otak. Dengan membaca, kabel-kabel (baca : sel-sel saraf ) dalam otak akan tersambung satu sama lain sehingga mengurangi kerusakan otak dan dapat menghindarkan pelaku membaca dari kepikunan.
Edward De Bono, pengarang sejumlah buku tentang pikiran dan proses berpikir, menyebut penyambungan antar sel dalam otak sebagai proses pengenalan pola dan penyempurnaan pola pikiran. Joyce Wycoff, dalam buku ”Menjadi Super Kreatif melalui Pemetaan Pikiran” memaparkan pemikiran De Bono, bahwa sewaktu memasuki pikiran, informasi berada dalam saluran , pola tersebut akan diaktifkan. Pikiran secara otomatis ”mengoreksi” dan ”melengkapi” informasi untuk memilih dan mengaktifkan sebuah pola.

C. Berbagai Jenis Membaca
Terdapat 3 cara umum membaca di dalam kehidupan sehari-hari dilihat dari apa tujuan proses membaca tersebut.
1. Membaca sebagai hiburan tanpa perlu memeras otak terlalu keras. Bacaan yang mengandung unsur hiburan disini contohnya novel, cerpen, komik, majalah ringan dll.
2. Membaca untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang tujuannya adalah mencari dan memahami ilmu yang terkandung dalam bacaan tersebut.
3. Membaca kritis. Membaca disini sama dengan membaca untuk mencari ilmu. Namun membaca disini diikuti oleh proses menelaah isi bacaan tersebut, misalnya dengan pertanyaan-pertanyaan apa itu?, mengapa bisa terjadi?, oleh siapa?, kapan?, dimana? dan bagaimana itu bisa terjadi? Dalam membaca kritis, kita membuat bacaan sebagai lawan yang harus dikalahkan dengan cara mengetahui dan memahami seluruh isinya.
Membaca dengan menggunakan metode membaca kritis akan menjadi menyenangkan dan tidak membosankan. Kita tidak hanya diminta untuk memahami isi bacaan tapi juga diajak berpikir kreatif mengenai isi tersebut. Berikut adalah aturan main dalam membaca kritis di bawah ini :
1. Melakukan survei isi buku. Langkah awal yang harus kita lakukan adalah membaca terlebih dahulu bahan bacaan secara sepintas pada bagian-bagian tertentu saja. Tujuannya adalah mendapatkan gambaran umum mengenai bacaan tersebut. Bagian-bagian yang perlu diperhatikan adalah :• Paragraf awal, paragaraf akhir dan juga beberapa paragraph di tengah. Bagian daftar isi, gambar-gambar, tabel dan grafik yang memiliki gambaran umum mengenai bacaan tersebut.
2. Membuat pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini biasanya akan timbul pada saat kita melakukan survei. Jika tidak terdapat pertanyaan, usahakan cari apa yang kita tidak mengerti, minimal ada sebuah kata yang kita tidak tahu artinya dan beri tanda pada bagian-bagian yang tidak dimengerti tersebut.
3. Membaca. Merupakan langkah dominan dalam metode ini. Membaca disini sebagai langkah untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam proses survei. Baca dengan teliti dan seksama paragraf demi paragraf, bagian demi bagian untuk menangkap pokok-pokok pikiran dari tiap bagian. Usahakan jangan pindah bagian jika kita belum mengerti dan memahami bagian tersebut.
4. Evaluasi. Merupakan langkah dimana terdapat pertanyaan apakah kita sudah menguasai bahan? Yakinkan bahwa kita sudah memahami bahan bacaan tersebut. Jika belum, coba cari apa yang anda tidak mengerti dan temukan jawabannya.
5. Meninjau ulang. Merupakan langkah terakhir kita dalam membaca kritis. Cobalah kita tutup dulu bukunya, kemudian pikirkan apa yang sudah didapat dari bacaan tersebut. Tuliskan hasil pikiran tersebut dalam secarik kertas, dan bandingkan dengan apa yang terdapat pada buku bacaan.

D. Upaya Konkret Membudayakan Gemar Membaca
Bagi masyarakt kita, yang memiliki problem membaca dengan berbagai latar belakang atau alasan seperti yang telah disinggung di atas harus segera diberikan solusi. Dengan solusi ini diharapkan problematika membaca yang menghantui masyarakat kita dapat disingkirkan sejauh mungkin. Dan lebih jauh lagi, diharapkan dapat membangkitkan budaya gemar membaca yang manfaatnya telah diuraikan di atas.
Berikut adalah kiat-kiat untuk merangsang membaca menjadi kegiatan yang menyenangkan.
Persiapan Sebelum Membaca
1. Pilihlah waktu yang menurut kita sesuai untuk membaca. Waktu yang sesuai disini adalah waktu di mana tidak terdapat gangguan, baik dari luar maupun dari dalam diri kita. Waktu yang sesuai disini hanya kita sendiri yang tahu kapan. Namun, sebagain besar orang percaya bahwa waktu yang baik untuk membaca, khususnya buku pelajaran, adalah di pagi hari.
2. Pilihlah tempat dan suasana yang sesuai untuk membaca, yaitu tempat yang terang, sejuk, bersih, nyaman, tenang dan rapih menurut kita sendiri.
3. Pastikan posisi membaca kita adalah posisi yang benar. Posisi yang benar pada waktu membaca adalah duduk dengan posisi badan tegak, tidak bungkuk, dan pastikan jarak antara buku dengan mata kita kurang lebih 30cm.
4. Siapkan juga hal-hal yang biasanya membantu kita dalam membaca, seperti pensil atau spidol.
5. Mengawali membaca dengan berdoa terlebih dahulu supaya ilmu yang kita dapatkan bermanfaat.
Dalam kaitannya menyebarluaskan budaya gemar membaca,Hernowo, dalam tulisannya di sebuah bulletin menuturkan, bahwa bukan tehnik atau penguasaan atas tehnik membaca yang penting. Yang lebih penting adalah :
1. Keteladanan membaca
2. Penampakan gairah dan semangat membaca
3. Penyebaran manfaat langsung dan konkret membaca
Selain itu, gemar membaca perlu dikenalkan sejak usia dini. Meski anak belum dapat membaca dan memahami membaca, namun pengenalan membaca sejak dini dapat memupuk semangat dan gairah membaca pada diri anak. Tentunya upaya ini juga harus mempertimbangkan jenis buku yang disuguhkan sehingga dapat menarik minat anak. Juga yang tak kalah pentingnya adalah skill orang tua atau guru dalam membacakan buku tersebut harus semenarik mungkin. Pembacaan buku dengan cara yang menarik akan dapat menumbuhkan “kepenasaran” mereka untuk terus menikmati buku.
Realitas yang terjadi di masyarakat kita yang harus kita akui adalah kita masih kekurangan atau bahkan kesulitan sama sekali menemukan teladan membaca. Banyak sekali orang yang mungkin gemar membaca, namun menyembunyikan kegiatan membacanya di ruangan tertutup. Generasi muda perlu melihat secara langsung keasyikan membaca. Mereka perlu contoh konkret tentang bagaimana membaca dapat dijalankan dengan menyenangkan dan dapat menghadirkan manfaat.
Kita dapat meniru bagaimana masyarakat Jepang yang begitu keranjingan terhadap kegiatan membaca. Sambil berjalan menuju tempat bekerja mereka membaca buku. Ini menandakan bahwa membaca adalah bagian dari kehidupan mereka, tiada hari tanpa buku.
Memang melahirkan membaca yang menyenangkan itu tidak mudah. Selain penularan tehnik-tenik membaca, kita perlu menciptakan semacam kegairahan membaca. Bagaimana caranya agar perpustakaan tidak sepi seperti kuburan? Bagaimana caranya agar pengunjung perpustakaan merasa gembira dan berlomba-lomba untuk senantiasa mengunjungi perpustakaan? Bagaimana caranya agar pelajar dan masyarakat umum dapat menggunakan waktu luangnya untuk membaca-yang jauh lebih bermanfaat ketimbang menggunjing orang lain?
Manfaat buku sudah sangat jelas. Namun, mungkin manfaat buku masih abstrak , masih berada dalam pikiran kita, sehingga manfaat tersebut tidak mampu menggerakkan diri kita untuk membaca buku dan langsung memetik manfaatnya. Jika ini yang terjadi, salah satu kampanye membaca yang harus kita lakukan adalah dengan menunjukkan manfaat langsung dan konkret membaca. Dan itu tidak tidak cukup jika hanya berbentuk slogan atau kata-kata. Harus ada orang yang menunjukkan secara nyata, bahwa ketika dia selesai membaca, dia benar-benar mendapatkan manfaat membaca yang nilainya tiada tara.

E. Kesimpulan
Membudayakan gemar membaca memang bukan pekerjaan mudah, namun tetap usaha ini harus kita lakukan, demi menuju masyarakat yang dapat mencapai ke-akram-an Allah swt. Yang pada gilirannya dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa di mata masyarakat dunia.
Oleh karena itu, upaya penularan tehik-tehnik membaca yang menyenangkan, keteladanan, semangat-gairah membaca dan menunjukkan manfaat manfaat langsung dan konkret dari kegiatan membaca harus kita mulai. Upaya ini harus kita mulai dari diri kita, ruang-ruang pembelajaran, ruang guru, perpustakan-perpustakaan, instansi-instansi dan seterusnya, agar gema gemar membaca dapat dirasakan di mana-mana.
Peribahasa jawa mengatakan ”tresno jalaran soko kulino”, cinta tumbuh karena biasa. Peribahasa ini dapat pula kita terapkan dalam rangka membudayakan gemar membaca. Jika kita kulino (baca : terbiasa ) melakukan aktifitas membaca setiap hari secara kontinu, maka kegemaran akan membaca akan muncul dengan sendirinya. Dan ini bisa menjadi langkah awal membudayakan gemar membaca, sebelum kita merasakan manfaat langsung dari membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar